0
0
Pendidikan digital seharusnya membuka peluang belajar tanpa batas, tapi kenyataannya menimbulkan krisis ketimpangan akses global.
Di negara maju, anak-anak menikmati kelas online dengan perangkat canggih dan internet cepat. Sebaliknya, di banyak negara berkembang, jutaan anak tidak punya akses sama sekali.
Kondisi ini diperparah saat pandemi, ketika sekolah dipaksa pindah ke ruang digital. Generasi yang tidak punya akses internet terancam kehilangan masa depan mereka.
Keunggulannya, pendidikan digital memberi fleksibilitas luar biasa. Siapa pun bisa belajar dari rumah, kapan saja, dengan kurikulum global.
Namun, tanpa pemerataan akses, pendidikan digital hanya memperlebar jurang sosial antara kaya dan miskin.
Beberapa organisasi internasional mencoba memberikan solusi dengan program tablet murah dan internet satelit.
Meski bermanfaat, solusi ini masih sangat terbatas dibanding skala kebutuhan global.
Jika tidak ditangani, krisis pendidikan digital bisa melahirkan “generasi hilang” yang tertinggal dalam kompetisi global.
