Politik Identitas Menjelang Pilkada Serentak

Politik Identitas Menjelang Pilkada Serentak

0 0
Read Time:1 Minute, 31 Second

Menjelang perhelatan Pilkada Serentak, salah satu kekhawatiran terbesar yang kembali muncul adalah potensi menguatnya praktik politik identitas. Penggunaan sentimen suku, agama, dan ras (SARA) sebagai alat untuk memobilisasi dukungan dan menyerang lawan politik terbukti telah menjadi strategi yang efektif namun sangat merusak dalam beberapa kontestasi elektoral sebelumnya. Menjaga persatuan bangsa di tengah panasnya kompetisi politik menjadi tantangan bersama.

Mengapa Politik Identitas Begitu Efektif?

Politik identitas bekerja dengan cara menyentuh emosi dan rasa kepemilikan kelompok yang paling primordial. Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, politisi yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah mengeksploitasi perbedaan untuk menciptakan polarisasi “kita” versus “mereka”. Narasi semacam ini seringkali lebih mudah dicerna oleh sebagian pemilih dibandingkan dengan adu gagasan program atau kebijakan yang kompleks.

Dampak Merusak pada Kohesi Sosial

Dampak dari penggunaan politik identitas sangat merusak. Ia tidak hanya menciptakan polarisasi politik yang tajam selama masa kampanye, tetapi juga meninggalkan luka sosial yang sulit disembuhkan pasca-pilkada. Ketidakpercayaan dan prasangka antar kelompok dapat bertahan lama, mengancam kerukunan dan persatuan bangsa yang telah dibangun di atas fondasi Bhinneka Tunggal Ika.

Peran Kunci Literasi Digital dan Penegakan Hukum

Melawan politik identitas membutuhkan pendekatan dari dua sisi. Dari sisi masyarakat, peningkatan literasi digital menjadi sangat krusial agar warga tidak mudah termakan oleh hoaks dan provokasi berbau SARA yang menyebar cepat di media sosial. Dari sisi negara, diperlukan penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu terhadap siapapun yang menggunakan sentimen SARA untuk kepentingan politik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Intisari:

  1. Ancaman Berulang: Penggunaan politik identitas berbasis SARA menjadi ancaman serius bagi demokrasi menjelang Pilkada Serentak.
  2. Efektivitas Merusak: Politik identitas efektif karena mengeksploitasi emosi primordial, namun merusak persatuan bangsa.
  3. Dampak Jangka Panjang: Menciptakan polarisasi politik dan luka sosial yang sulit pulih pasca-pemilu.
  4. Solusi Ganda: Perlu dilawan dengan peningkatan literasi digital di masyarakat dan penegakan hukum yang tegas oleh aparat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%